Pagi itu, Ganjar tiba di Ponpes Babussalam Langkat saat adzan Ashar berkumandang. Tuan Guru Babussalam langsung mengajaknya untuk shalat berjamaah di masjid pesantren tersebut. Setelah shalat, Ganjar diundang untuk duduk lesehan bersama para ulama dan tokoh masyarakat di sana. Menu makan siang pun disajikan di ruangan tersebut, dengan Kolak Jantan dan Soto Besilam sebagai hidangan khas daerah.


Tuan Guru Babussalam mempersilahkan Ganjar untuk mencicipi hidangan tersebut sambil menceritakan tentang kisah perjuangan kakek buyutnya, Syech Abdul Wahab Rokan al Kholidi an Naqsabandi, yang menyiarkan agama Islam di Sumatera. Kakek buyut Tuan Guru Babussalam berdakwah di berbagai tempat dan akhirnya menetap di kampung terpencil tempat ponpes berada, tahun 1883. Ganjar merasa terhormat dan tersanjung karena diterima dengan sangat ramah oleh Tuan Guru Babussalam dan para tokoh yang hadir, meskipun tempat tersebut dianggap sebagai desa terpencil.


Baca juga:

Warga Jakarta Etnis Tionghoa Dukung Anies Jadi Presiden, Politik Identitas atau Memang Pantas?

Ganjar juga mengatakan bahwa dirinya lahir di desa terpencil, Tawangmangu, perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, lebih jauh dari lokasi saat itu. Selama ngobrol bersama, Ganjar dan Tuan Guru Babussalam saling bertukar cerita. Sebelum pamit, Ganjar didoakan oleh Tuan Guru Babussalam dan semua yang hadir di sana untuk sukses dan diberi kesehatan.


Ganjar sengaja mengunjungi kediaman Tuan Guru Babussalam selama kunjungan kerjanya di Sumatera Utara untuk bersilaturahmi dan mempelajari sejarah perkembangan Islam di sana. Ganjar pun mengagumi sosok Tuan Guru Babussalam yang masih muda namun menjadi penerus Syech Abdul Rokan, dan merupakan sosok intelektual karena belajar di berbagai universitas baik di Indonesia maupun di Malaysia. Ganjar menyimpulkan bahwa silaturahmi tersebut sangat berarti, karena ia bisa belajar banyak dari Tuan Guru Babussalam yang masih sangat muda namun sangat dihormati.


Ganjar pun merasa terkesan dengan perjuangan yang dilakukan oleh kakek buyut Tuan Guru Babussalam dalam menyebarkan agama Islam di daerah Langkat. Beliau merasa terinspirasi dan terdorong untuk terus mengabdikan dirinya dalam memajukan daerah-daerah terpencil di Indonesia.


Setelah berbincang dengan Tuan Guru Babussalam dan para ulama di Ponpes Babussalam Langkat, Ganjar pun kembali ke kota untuk melanjutkan kunjungannya di Sumatera Utara. Namun, pengalaman berharga tersebut tetap menjadi kenangan tak terlupakan bagi dirinya.


Baca juga:

Berlomba Menuju Panggung Pilpres 2024, Elaktabilitas Berubah Ubah.

"Semoga dengan kunjungan ini, saya dapat belajar banyak dan terinspirasi untuk terus berjuang dalam memajukan daerah-daerah terpencil di Indonesia," ucap Ganjar.


Kunjungan Ganjar ke Ponpes Babussalam Langkat juga mendapatkan respons positif dari masyarakat luas. Banyak yang mengapresiasi langkah Ganjar yang datang berkunjung ke daerah terpencil dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.


Hal ini juga menjadi bukti bahwa untuk memajukan daerah terpencil, tidak hanya diperlukan program-program pemerintah yang baik, namun juga partisipasi aktif dari tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin daerah.

Post a Comment